Berita tentang bakteri Escherichia Coli (E-Coli)beberapa saat ini memang sedang dan masih banyak diperbincangkan, karena telah ditemukan strain baru dengan nama Enterohaemorrhagic E Coli (EHEC)merupakan akuisisi dari gen baru yang dapat langsung menyerang ginjal, Bakteri ini bisa memicu penyakit berbahaya dan kondisi mematikan yang disebut Haemolytic Uraemic Syndrome (HUS)terutama di Eropa hingga Amerika Serikat (AS) yang beredar salah satunya lewat sayuran mentah & buah-buahan.
Serangan bakteri e coli pada sayuran di Eropa mulai terjadi di Jerman pada pertengahan Mei 2011 dan kemudian menyebar hingga mengakibatkan kematian lebih dari 20 orang. Selain di Jerman, wabah serupa ditemukan di 11 negara lain, yaitu: Austria, Republik Ceko, Denmark, Prancis, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat.
Berikut Pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan Strain Baru Bakteri E-Coli :
"Beda kebiasaan. Orang Indonesia kalau makan sayur dicuci dulu. Di Eropa, karena mereka yakin sistem mereka bagus, begitu panen diproduksi, mereka langsung makan. Mereka yakin karena sistem logistik distirbusinya higienis. Jadi sebenarnya kita diuntungkan. Kita tidak perlu khawatir asal selalu jaga kebersihan dan cuci sayuran dan buah-buahan," tutur Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman di Jakarta.
“E Coli jenis baru ini belum masuk Indonesia, Kebanyakan orang di Eropa mengalami penyakit akibat E Coli karena konsumsi sayuran yang tidak dicuci dengan bersih. Jadi, mencegah E Coli ini sama dengan mencegah penyakit diare,” kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu.
Sekjen Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia Komar Muljawibawa juga percaya bakteri mematikan tersebut tak akan mengganggu sayur Indonesia. "Dapat dipastikan belum tersebar ke Indonesia. Untuk negara tropis, bakteri ini sulit hidup,"
jelasnya.
"Kalau bakteri E Coli di Indonesia sudah menjadi kejadian sehari-hari, yang di Indonesia itu sekarang tidak mengakibatkan kejadian fatal seperti di Eropa" kata Siti Fadila Supari Mantan Menteri Kesehatan (Menkes)
"Hipotesis yang selama ini beredar memprovokasi kekhawatiran masyarakat untuk konsumsi sayuran. Itu tidak benar. Karena analisa laboratorium tidak mendukung hipotesis bahwa sayuran yang terkontaminasi merupakan sumber infeksi," Penelitian laboratorium Institut Kesehatan Italia (ISS)
"Yang perlu dikhawatirkan tidak menutup kemungkinan akan menyebar ke negara-negara Asia termasuk Indonesia dan ini perlu pemerintah mengantisipasinya," kata politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Anggota Komisi IV (Komisi Pertanian) DPR RI, Amran
Dilaporkan AFP di Jepang berdasarkan laporan terakhir, kini 20 orang yang menjadi sakit di prefektur Toyama, 15 terinfeksi dengan bakteri E. coli setelah makan di outlet restoran terkenal Gyukaku pada 6 Mei lalu.
Wabah penyakit akibat Escherichia coli yang melanda Eropa diduga kuat disebabkan oleh kecambah yang tumbuh di peternakan organik di Jerman. Demikian diungkapkan Kementerian Pertanian Jerman, Minggu (5/6/2011), menyusul makin luasnya wabah yang telah menewaskan 22 orang dan membuat 2.200 orang sakit itu.
Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E coli) pada umumnya akan menyebabkan diare dan keram perut paling lama satu minggu setelah mengonsumsi makanan yang tercemar. Namun, pada kasus wabah yang disebabkan oleh salah satu strain E coli ini, penderitanya dapat mengalami komplikasi ginjal langka yang disebut hemolytic uremic syndrome. (kompas.com/3 Juni 2011)
Apabila kita mengonsumsi makanan yang tercemar E coli, di usus organisme ini akan mengeluarkan toksin dan diserap ke pembuluh darah kemudian terbawa oleh sel darah putih (lekosit) ke ginjal. Hal ini akan menyebabkan gangguan ginjal akut.
Dampak yang lebih fatal dari penyakit ini adalah kerusakan pada otak, kejang, bahkan koma. Penyakit ini juga bisa menyebabkan komplikasi pada organ pankreas dan organ lain.
Dalam mengatasi infeksi bakteri ini, para dokter di Eropa dan Amerika Serikat tidak lagi memberikan antibiotik sejak sejumlah penelitian menunjukkan bahwa langkah itu justru memperburuk kondisi pasien.
"Tampaknya antibiotik membuat bakteri meledak dan racun yang berada di dalamnya keluar dan menimbulkan kerusakan," kata Dr Buddy Creech, asisten profesor penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine seperti dilansir CNN.
Menurutnya, hingga kini belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi keganasan bakteri tersebut.
Apa itu E-coli ?
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.